makalah BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN
“tANAMAN kopi”
(Coffea SPP.)
|
|
Dosen Pengampu:
Mariyatul Qibtiyah, SP, MP
|
|
![]() |
|
Disusun oleh:
Ika Laili Zulailik
Dany Sulis Biantoro
M.Anggi Saputra
Qomaruddin
|
|
|
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayahnya-Nya yang tiada terhingga, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Budidaya Tanaman Tahunan : Budidaya Kopi”
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi para mahasiswa Fakultas Pertanian dalam
mata kuliah Budidaya Tanaman Tahunan yang di bimbing oleh Mariyatul Qibtiyah,
SP, MP.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu demi kesempuranaan,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
agar makalah ini menjadi lebih baik.
Lamongan,
20 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................................
i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulis.................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1.
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kopi........................................................ 3
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi......................................................................... 3
2.2.1.
Iklim ....................................................................................................... 3
2.2.2.Media Tanam............................................................................................ 4
2.3. Budidaya Tanaman Kopi .................................................................................. 4
2.3.1.
Pemilihan Bibit ....................................................................................... 4
2.3.2. Mempersiapkan Lahan.............................................................................
4
2.3.3. Penanaman Tanaman
Pelindung/Penaung Tanaman Kopi....................... 5
2.3.4. Pembuatan Lubang Tanam....................................................................... 5
2.3.5.
Menanam..................................................................................................
7
2.4. Pemeliharaan
2.4.1. Penyulaman..............................................................................................
8
2.4.2. Penyiangan...............................................................................................
9
2.4.3. Pemupukan...............................................................................................
9
2.4.4.
Penyiraman..............................................................................................
12
2.4.5.
Pemangkasan...........................................................................................
12
2.4.6.
Pengendalian Hama dan Penyakit...........................................................
13
2.5. Pemanenan........................................................................................................ 14
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan........................................................................................................ 16
3.2. Saran.................................................................................................................. 16
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Tanaman kopi (Coffea spp.) bukan tanaman asli
Indonesia, melainkan jenis tanaman berasal dari benua Afrika.
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi
pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun
(1000 SM) yang lalu.
Tanaman kopi dibawa ke pulau Jawa pada tahun 1696, tetapi pada waktu itu masih
dalam taraf percobaan.
Tanaman kopi merupakan komoditas
ekspor unggulan yang dikembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis
yang relatif tinggi di pasaran dunia. Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke
waktu terus meningkat karena seperti kopi Robusta mempunyai keunggulan bentuk
yang cukup kuat serta kopi Arabika mempunyai karakteristik cita rasa (acidity,
aroma, flavour) yang unik dan ekselen.
Di Jawa, tanaman kopi ini mendapat perhatian sepenuhnya baru
pada tahun 1699, karena tanaman tersebut dapat berkembang dan berproduksi baik.
Bibit kopi Indonesia didatangkan dari Yaman. Pada waktu itu jenis yang
didatangkan adalah kopi Arabika.
Percobaan penanaman ini pada mulanya berada disekitar
Jakarta. Setelah percobaan penanaman di daerah ini ternyata berhasil baik,
kemudian biji-biji itu dibagi-bagikan kepada para Bupati di Jawa Barat untuk
ditanam di daerah masing-masing; ternyata hasilnya pun baik.
Hasil-hasil tersebut harus diserahkan kepada V.O.C dengan
harga yang sangat rendah, dengan penyerahan secara paksa. Maka tanaman yang
semula hanya sebagai tanaman percobaan, akhirnya menjadi tanaman yang
dipaksanakan kepada petani.
Setelah diketahui bahwa tanaman kopi itu hasilnya terus
meningkat, maka perluasan tanaman terus ditingkatkan, terutama di pulau Jawa.
Selanjutnya tanaman itu lebih dipaksakan lagi dengan adanya
"Culturstelsel".
Mulai saat itu banyak pengusaha yang memperluas usahanya
dalam lapangan perkebunan, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada
tanah-tanah usaha swasta. Selanjutnya tanaman perkebunan itu lebih besar lagi
setelah dikeluarkan Undang-undang Agraria tahun 1870. Perusahaan perkebunan itu
bisa memperluas isahanya pada tanah milik negara dengan jangka yang sangat
panjang.
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan penghasilan
kopi. Semua kopi yang tersebar di dunia merupakan jenis kopi yang terdapat di
indonesia. Selain memiliki rasa yang unik, kopi indonesia juga memiliki aroma
yang khas sehingga masyarakat eropa menyukai akan kopi tersebut. Tak sedikit
pula perkebunan perkebunan besar baik itu milik pemerintah maupun swasta
membudidayakan tanaman kopi untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin hari
semakin banyak.
Semua keunikan kopi di indonesia tidak terlepas dari
pembudidayaan yang baik untuk mendapatkan kualitas kopi yang baik pula.
Pengetahuan pengetahuan tentang tanaman kopi pun saat ini merupakan topik
terhangat yang perlu dipahami masyarakat khususnya petani kopi. Kwalitas kopi
yang baik tentu bukan hanya ditentukan dari varietas atau klon saja.
Pemeliharaan juga merupakan kunci dalam pembudidayaan tanaman kopi. Banyak
sekali faktor yang mempengaruhi kualitas kopi tersebut, pengolahan pun
merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi kualitas kopi.
1.2.Rumusan
masalah
1. Bagaimana
Sejarah Kopi?
2. Bagaimana
Syarat Tumbuh Tanaman Kopi?
3. Bagaimana
Cara Budidaya Kopi?
1.3.Tujuan
1. Mengetahui
Bagaimana Sejarah Kopi
2. Mengetahui
Bagaimana Syarat Tumbuh Tanaman Kopi
3. Mengetahui
Bagaimana Cara Budidaya Kopi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Klasifikasi Tanaman Kopi
2.1.1.
Botani dan Morfologi Tanaman Kopi
Tanaman kopi merupakan tanaman
tahunan maka susunan botaninya sangat berbeda dengan tanaman musiman, dan dalam
tata nama secara taksonomi ini terdapat klasifikasi-klasifikasi dari tanaman
kopi adalah sebagai berikut:
Kindom : Plantae
Divisio : Spermatophita
Sub-divisio : Angeospermae
Kelas : Dicotiledónea
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea
Species : Coffea Sp
Divisio : Spermatophita
Sub-divisio : Angeospermae
Kelas : Dicotiledónea
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea
Species : Coffea Sp
Morfologi tanaman kopi yaitu memilki
akar tunggal, berbatang tegak lurus dan beruas-ruas, daun bulat telur dan
ujungnya agak meruncing hingga bulat yang tumbuh pada batang.
bungatanaman kopi tumbuh di ketiak-ketiak cabang primer yang tersusun
berkelompok, yang terdiri atas 4-6 bunga. Sedangkan
buah tanaman kopi yang masih muda berwarna hijau, dan buah yang
telah masak berwarna merah.
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi
2.2.1.
Tanah
ü pH tanah : 5,5 – 6,5
ü Top soil : Minimal 2%
ü Stuktur tanah : Subur, gembur ke dalaman relative > 100 cm.
2.2.2.
Iklim
ü Tinggi tempat : 700 – 2000 m dpl
ü Suhu :
15º C – 25º C
ü Curah hujan : 1.500 – 2500 mm/thn
2.3.
Tahapan Budidaya Tanaman Kopi
2.3.1. Pemilihan Bibit
Memilih
bibit merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan budidaya
tanaman kopi. Pemilihan bibit tanaman kopi mencakup -berbagai aspek yakni,
pemilihan varitas unggul yang sesuai, macam bibit, serta sumber bibit dan
benih. Tanaman kopi sangat banyak jenisnya, bisa mencapai ribuan. Namun yang
banyak dibudidayakan hanya empat jenis saja yakni arabika, robusta, liberika
dan excelsa.
Bibit yang akan ditanam dapat berasal dari :
·
Biji (zaaling), pembiakan secara genertaif.
·
Sambungan atau stek, pembiakan secara vegetatif.
Pembiakan Bibit Tanaman Kopi dari Biji
Cara
pembibitan
1. Siapkan
biji yang berkualitas dari pohon yang telah diketahui produksinya biasanya dari
penangkar benih terpercaya.
2. Buat
kotak atau bumbunan tanah untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir sekitar 5
cm.
3. Buat
pelindung dengan pelepah atau paranet dengan pengurangan bertahap jika bibit
telah tumbuh
4. Siram
bibitan dengan rutin dengan melihat kebasahan tanah
5. Bibit
akan berkecambah kurang lebih 1 bulan, pilih bibit yang sehat dan lakukan
pemindahan ke polibag dengan hati2 agar akar tidak putus pada umur bibit 2 -3
bulan sejak awal pembibitan
6. Tambahkan
pupuk NPK sebagai pupuk dasar (lihat tabel) hingga umur 12 bulan
7. Siramkan
SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 liter air, ambil 250 ml per pohon dari
larutan tersebut
8. Setelah
bibit umur 4 bulan semprotkan 2 tutup POC NASA per tangki sebulan sekali hingga
umur bibit 7-9 bulan dan siap tanam
2.3.2. Mempersiapkan
Lahan
Tanaman kopi yang baru saja ditanam biasanya tidak tahan
kekeringan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau
pertengahan bulan November-Desember, Sehingga
pada musim kemarau berikutnya
tanaman kopi sudah cukup kuat menahan kekeringan.
Lahan
yang akan ditanami kopi bisa dibedakan menjadi 3.
1.
Lahan
bukaan baru yang belum pernah ditanami tanaman kopi ataupun tanaman perkebunan
lainnya, persiapan lahannya dilakukan berikut:
Ø Sekitar 2-3,5 tahun sebelum kopi
ditanam, diadakan penebangan pohon-pohon serta tunggul-tunggulnya,
Ø Pengolahan tanah dilakukan secara
hati-hati agar lapisan humus tidak hilang dan rusak,kurang lebih 2-3 tahun
sebelum tanam, lahan ditanami dengan tanaman pelindung (Najiati dan Danarti, 1990:88).
2.
Lahan
bekas tanaman perkebunan atau tanaman usaha lainnya selain tanaman kopi,
persiapan lahannya dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Ø 1,5-3 tahun sebelum kopi ditanam,
dilakukan penebangan pohon-pohon dan sisa-sisanya,
Ø mengolah tanah dan memperbaiki
teras-teras, jalan dan aluran drainase yang rusak.
Ø Lahan ditanami dengan tanaman
penutup tanah dan tanaman pelindung (Najiati dan Danarti, 1990:88).
3.
Lahan
yang ditanami kopi tetapi tidak produktif, persiapan lahannya dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut:
Ø Seluruh tanaman kopi ditebangi,
Ø Memperbaiki teras, jalan-jalan, dan
saluran drainase yang rusak,
Ø Bila tanaman pelindungnya masih
baik, maka tidak perlu dibongkar, cukup dipangkas saja, tetapi apabila tanaman
pelindung sudah rusak maka perlu diganti.
Ø Penanaman kopi bisa dimulai jika
tanaman pelindung sudah rindang (Najiati dan Danarti, 1990:89).
2.3.3. Penanaman Tanaman Pelindung/Penaung Tanaman Kopi
Ø Keuntungan pemakaian pohon penaung
pada tanaman kopi :
·
Mengurangi penyinaran segera hingga
humus tidak gampang hilang.
·
Mengurangi berlangsungnya erosi terlebih
pada tempat miring.
·
Menghindari embun upas ( frost ) pada
daerah-daerah tinggi.
·
Sebagai sumber bahan organik.
·
Bisa menghimpit perkembangan gulma.
Ø Sedangkan kekurangan dari pohon
pelindung adalah :
·
Menimbulkan
persaingan air dan hara tanaman
·
Sangat mungkin jadi inang hama/penyakit
untuk tanaman kopi.
·
Perlu
inventasi modal tambahan untuk pengadaan,pemeliharaan,dan pengaturannya.
Oleh karena itulah maka pohon pelindung atau naungan ini
harus memenuhi beberapa syarat, antara lain adalah:
ü Memiliki percabangan
yang mudah diatur.
ü Pohon
penaung memiliki perakaran yang dalam agar dapat menyerap unsur hara dari tanah
sisi di dalam.
ü Daun-daun
pohon penaung yang gugur dapat terurai menjadi pupuk organik yang bisa
menyuburkan tanah sisi atas sehingga bisa diserap oleh tanaman kopi.
ü Gampang
diatur secara periodik sehingga tidak menghalangi pembungaan tanaman kopi.
ü Tidak
menjadi tanaman inang hama serta penyakit untuk tanaman kopi.
ü Tergolong
sebagai type tanaman leguminosa berumur panjang yang menghasilkan banyak bahan
organik.
ü Pohon penaung ditanam 1 – 2 tahun
sebelum penaman kopi, atau memanfaatkan tanaman penaung yang ada.
ü Jenis tanaman untuk pohon penaung
antara lain lamtoro, dadap, sengon, dll.
ü Tinggi pencabangan pohon penaung
diusahakan 2 x tinggi pohon kopi
ü Pemangkasan pohon penaung dilakukan
pada musim hujan
2.3.4. Pembuatan
Lubang Tanam.
Lubang tanam dibuat 3-6 bulan
sebulum tanam. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah dan untuk
membunuh bibit penyakit (Najiati dan Danarti, 1990:89).
Sebelum pembuatan lubang tanam
dimulai, kita harus menentukan letak lubang-lubang yang akan digali. Letak
lubang harus berurutan dengan jarak tertentu, supaya memudahkan pemeliharaan
tanaman. Jarak tanam kopi yang dianjurkan Dirjen Perkebunann adalah 2,5 m x 2,5
m x 2,5 m (Najiati dan Danarti, 1990:89).
Jarak tanam tersebut bisa sedikit
berubah, dengan ketentuan semakin tinggi suatu tempat dari permukaan air laut,
jarak tanam semakin renggang. Semakain rendah dari permukaan air laut, jaraknya
semakin rapat (Najiati dan Danarti, 1990:89).
Menurut Najiati dan Danarti (1990:90-91) lubang tanam dibuat
dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1.
Kurang
lebih 3-6 bulan sebelum tanam, lubang tanam digali dengan ukuran 60 cm x 60 cm
x 60 cm atau 75 cm x 75 cm x 75 cm. semakin liat tanahnya, ukuran lubang
semakin besar.
2. Tanah galian dipisahkan, yaitu tanah
bagian atas diletakkan dibagian kanan sedangkan tanah bagian bawah diletakkan
dibagian kiri.
3. Kurang lebih dua bulan sebelum tanam
masing-masing bagian tanah galian dicampur dengan 200 gram belerang dan 200
gram kapur.
4. Sekitar 0,5-1 bulan sebelum tanam,
tanah bagian bawah dimasukkan kelubang. Tanah bagian atas dicampur dulu dengan
kurang lebih 20 liter pupuk kandang atau kompos, lalu dimasukkan kedalam
lubang.
5. Ditengah-tengah lubang yang telah
ditutup ditandai dengan ajir supaya memudahkan mencari lubang sewaktu akan
menanam nanti.
2.3.5.
Menanam
Setelah pohon pelindung dan lubang
tanamnya dipersiapkan, maka tahap selanjutnya adalah penanaman. Penanaman dilakukan
dengan tahap-tahap berikut:
1. Lubang tanam yang semula sudah
ditutup digali lagi, tetapi dengan ukuran yang lebih kecil. Kira-kira sedikit
lebih besar daripada gumpalan tanah yang
membungkus akar bibit
2. Pembungkus gumpalan tanah pada bibit
seperti plastik dan pelepah batang pisang dilepas pelan-pelan. Tanahnya sedikit
dikorek-korek agar akar yang ruet bisa lurus. Akar tunggang yang belum
dipotong, dipotong hingga tinggal 25-30 cm. Daun-daun yang masih utuh dipotong
hingga 1/4-1/3 bagian untuk mengurangi pnguapan
3. Bibit berikut gumpalan tanahnya
dimasukkan kedalam lubang sampai batas leher akar
4. Lubang ditutup dengan tanah sampai
agak menggunung agar bila tanah agak memadat, bibit tidak tergenang air kalau
hujan, selanjutnya disiram dengan air (Najiati dan Danarti, 1990:91-93).
2.4.
Pemeliharaan
2.4.1.
Penyulaman
Tanaman
yang tidak tumbuh subur atau mati harus segera disulam dengan bibit yang baru.
Pemeriksaan terhadap tanaman kopi yang sudah ditanam bisa dilakukan dengan
jadwal sebagai berikut:
a) Selama dua minggu setelah tanam,
kebun diperiksa dua kali per minggu
b) Tanaman berumur 2-4 minggu,
diperiksa satu kali per minggu
c) Setelah enam bulan berikutnya, kebun
diperiksa satu kali per bulan
Apabila
dalam pemeriksaan ditemukan bibit yang perlu disulam, maka penyulaman harus
segera dilakukan. Bibit yang digunakan untuk menyulam adalah bibbit cadangan
yang sudah disiapkan sebelumnya (Najiati dan Danarti, 1990:93)
2.4.2.
Penyiangan
Dalam pemeliharaan
tanaman kopi di kebun tentunya harus dilakukan perawatan yang intensif, seperti
halnya kegiatan penyiangan yang merupakan kegiatan pemeliharaan menyingkirkan
ataupun mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan gulma-gulma yang terdapat
disekitar tanaman kopi. Gulma tersebut disingkirkan karena dianggap sebagai
pengganggu tanaman kopi dalam menyerap unsur hara, dengan kata lain gulma
merupakan tumbuhan yang pertumbuhannya tidak inginkan untuk itu gulma harus
diberantas khususnya di sekitar kanopi tanaman kopi. Selain itu penyiangan
bertujuan dalam memudahkan tindakan pemeliharaan seperti pemupukan, pemangkasan
dan pemanenan.
Kegiatan penyiangan
ini dapat dilakukan dengan berbagai metode yang meliputi metode manual,teknis
dan kimia. Metode metode yang akan digunakan haruslah diiringi dengan kondisi
kebun, jika pertumbuhan gulma sudah banyak di kebun bisa digunakan metode
dengan cara kimia, tetapi jika pertumbuhan gulma hanya sedikit maka dapat
digunakan metode manual dan teknis. Rotasi penyianganpun dilakukan berdasarkan
kondisi pertumbuhan gulma yang terdapat di dalam kebun, jika perkembangannya
pesat maka penyiangan harus dilakukan secara rutin.
2.4.3.
Pemupukan
1.
Pemupukan
pada tanaman belum menghasilkan (TBM)
Pada stadia TBM
yaitu pada umur 1 sampai dengan 2 tahun, kopi sudah memer-lukan seluruh unsur
hara untuk pertumbuhan vegetatifnya meliputi N, P, K dan Mg, seperti tertera
pada Tabel 1 dengan penggunaan dua opsi jenis pupuk yaitu pupuk-pupuk tunggal
atau pupuk majemuk.
Tabel 1. Dosis umum
pemupukan tanaman kopi
Umur
(bulan)
|
Jika
digunakan pupuk tunggal (g/ph)
|
Jika
digunakan
pupuk
majemuk
12-12-17-2
(g/ph) *)
|
Frekuensi
aplikasi per tahun **)
|
|||
Urea
|
TSP
|
KCl
|
Kieserit
|
|||
I. Pada
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
|
||||||
1
|
50
|
50
|
25
|
25
|
100
|
2
kali/tahun
|
2
|
100
|
100
|
50
|
25
|
175
|
2
kali/tahun
|
II.
Pada Tanaman menghasilkan (TM)
|
||||||
3
|
150
|
100
|
100
|
50
|
350
|
2
kali/tahun
|
4
|
200
|
100
|
150
|
75
|
500
|
2
kali/tahun
|
5-10
|
300
|
150
|
200
|
100
|
650
|
2
kali/tahun
|
>10
|
400
|
200
|
250
|
125
|
800
|
2
kali/tahun
|
Sumber:
Puslit Kopi & Kakao Indonesia, Jember (2006) dengan modifikasi;
Keterangan:
*)
dikonversi dari pupuk tunggal;
**)
frequensi pemupukan selanjutnya dapat ditam-bah tergantung kondisi tanah
(misalnya tanah mengandung pasir >60%, frekuensinya bisa 3 – 4 kali per
tahun tergantung juga pada penyebaran curah hujan yang sesuai untuk penaburan
pupuk.
Efektivitas pemupukan ini sangat tergantung
juga pada kondisi fisik dan kimia tanah antara lain pH, struktur dan tekstur
tanah serta kandungan bahan organik. Jika pH berkisar netral, struktur tanah
remah dan teksturnya lempung liat berpasir serta kandungan bahan organik
berkisar 2,5% (kandungan C berkisar 1%) dapat dianggap optimal untuk
pertumbuhan tanaman kopi.
2. Pemupukan pada tanaman menghasilkan
(TM)
Panduan umum pemupukan tanaman kopi pada masa TM dapat merunut pada Tabel
1. Tanaman kopi pada umur 5 sampai dengan 10 tahun adalah masa produktif puncak
sehingga memerlukan unsur hara yang tinggi. Bahkan sampai umur lebih 10 tahun,
jika pemeliharaan optimal dan kondisi lahan sangat sesuai, maka kopi masih
produktif sampai umur sekitar 20 tahun, bahkan sampai saat ini masih ada kopi
rakyat yang berumur 30 tahun dengan produksi yang masih tinggi. Namun jika
direncanakan dua tahun kemudian akan ditanam ulang dan biasanya sekitar umur
25-30 tahun, manakala produksi sudah menurun dan harga biji kering kopi di
pasaran sudah rendah sehingga hasil penjualan kopi tidak sebanding dengan biaya
pemeliharaan, maka tanaman kopi tidak
perlu dipupuk lagi.
Cara
Penaburan Pupuk
Cara penaburan pupuk adalah disebar merata di sekeliling pohon dengan
jarak tabur tergantung dari umur tanaman seperti dapat dipedomani pada Tabel 2.
Tabel 2. Bidang tempat
penaburan pupuk pada areal kopi
Umur
Tanaman (th)
|
Bidang
penaburan pupuk
|
1 – 2
|
Tabur di sekeliling pohon dengan
jarak 25 – 50
cm dari pohon
|
3 – 5
|
Tabur di sekeliling pohon dengan jarak 50 –
100 cm dari pohon
|
6 – 10
|
Tabur di sekeliling pohon dengan jarak 100 – 150 cm dari pohon
|
>10
|
Tabur di sekeliling pohon dengan jarak 150 – 200 cm dari pohon
|
a. Pupuk
diberikan dua kali setahun yaitu awal dan akhir musim hujan.
b. Cara
pemupukan dengan membuat parit melingkar pohon sedalam ± 10 cm, dengan jarak
proyek tajuk pohon (± 1 m)
Kegiatan yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman kopi secara signifikan adalah pemupukan.
Maksud dari kegiatan pemupukan ini adalah menambahkan unsur hara untuk
mempercepat pertumbuhan tanaman kopi. Dengan begitu kegiatan ini merupakan
kegiatan pokok yang harus dilakukan dalam pembudidayaan tanaman kopi. Tanaman
kopi tidak akan mampu berproduksi optimal jika pasokan makanannya berkurang,
untuk itu dengan dilakukannya pemupukan akan menjadikan tanaman kopi berbuah
dengan banyak.
Manfaat pupuk bagi
tanaman kopi adalah memperbaiki kondisi tanaman. Pemupukan yang dilakukan
secara optimal dan teratur menjadikan tanaman kopi memiliki daya tahan yang
lebih besar yang tidak mudah dipengaruhi keadaan yang ekstrim misalnya
kekuranagan air, temperatur tinggi dan rendah dan pembuahan yang terlalu
lebat. Selain itu pemupukan juga dapat meningkatkan produksi
dan mutu buah danmempertahankan produksi. Tanaman kopi mempunyai sifat bahwa
pada suatu saat produksinya tinggi, namun produksi tersebut akan turun sampai
40% pada tahun berikutnya. Makin buruk kondisi tanaman makin besar persentase
penurunan hasilnya. Pertanaman yang dipupuk secara teratur penurunan hasil
dapat ditetapkan sekitar 20%
2.4.4.
Penyiraman
Lakukan penyiraman jika tanah kering atau musim kemarau.
Lakukan penyiraman jika tanah kering atau musim kemarau.
2.4.5.
Pemangkasan
Pemangkasan
merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada tanaman kopi dalam memperoleh
produksi yang tinggi. Kegiatan ini memerlukan ketelitian dan kehati hatian
karena jika terjadi kesalahan dalam pemangkasan akan menyebabkan penurunan
produksi buah kopi.
Kegiatan
pemangkasan ini terbagi 3 jenis, meliputi
pemangkasan bentuk yaitu pemangkasan yang dilakukan pada tanaman masih
belum menghasilkan (TBM) guna membentuk percabangan yang seimbang
dan membentuk kerangka tanaman seperti bentuk tajuk, tinggi tanaman dan tipe
percabangan.,selanjutnya adalah
pemangkasan produksi yaitu pemangkasan yang dilakukan pada tanaman yang sudah
berproduksi guna mendapatkan cabang cabang primer yang baru sehingga meningkatkan produksi buah yang akan
dihasilkan dan memangkas cabang-cabang yang tidak produktif
atau cabang tua. Hal ini dilakukan agar tanaman lebih fokus menumbuhkan cabang
yang produktif. Selain itu, pemangkasan ini juga untuk membuang cabang-cabang yang
terkena penyakit atau hama.,
selanjutnya adalah pemangkasan rejuvinasi (pemudaan) yaitu pemangkasan dilakukan pada tanaman
yang telah mengalami penurunan produksi, hasil kuranng dari 400 kg/ha/tahun
atau bentuk tajuk yang sudah tak beraturan. Pemangkasan dilakukan setelah
pemupukan untuk menjaga ketersediaan nutrisi, biasanya dilakukan pada umur lebih dari 25 tahun.
Tujuan pemangkasan tanaman kopi:
1)
Untuk
membentuk tanaman yang sehat dan mengatur tinggi tanaman sehingga memudahkan
perawatan dan pemanenan.
2)
Pada
Robusta: membentuk cabang-cabang produksi yang baru secara rutin dalam jumlah yang pas.
3)
Pada
Arabika: menghilangkan cabang tua, cabang liar, cabang balik, cabang cacing,
dan cabang yang tidak dikehendaki.
4)
Memudahkan
masuknya cahaya dan memperlancar aliran udara dalam tajuk.
5)
Memudahkan
pengendalian hama penyakit.
6)
Mengurangi
terjadinya perubahan hasil yang naik turun
serta dampak dari pembuahan yang berlebih.
Selain melakukan pemangkasan tanaman
koipi,dilakukan juga pemangkasan tanaman pelindung/penauang. Tujuan pemangkasan
pohon penaung:
1. Melindungi
tanaman kopi dari kondisi terlalu lembap dan meningkatnya serangan hama
penyakit.
2. Mengurangi
kehilangan humus.
3. Mengurangi
kejadian mati pucuk akibat kelebihan produksi.
2.4.6.
Pengendalian
Hama dan Penyakit
a.
Hama
Menurut Puslitkoka (2006), hama
utama pada tanaman kopi adalah:
Ø Nematoda parasit, yaitu Pratylenchus
coffeae dan Radopholus similis. Pengendalian disarankan menggunakan metode
kimiawi seperti karbofuran (Curaterr 3 G) ataupun tanaman tahan, seperti klon
BP 961.
Ø Hama penggerek buah kopi, yaitu
Hypothenemus hampei. Untuk pengendalian disarankan melakukan pengaturan naungan
agar pertanaman tidak terlalu gelap, atau penggunaan parasitoid Cephalonomia
stephanoderis ataupun menggunakan tanaman yang masak serentak seperti USDA 762
untuk arabika dan BP 234 dan BP 409.
Ø Kutu dompolan atau kutu putih
Planococcus citri, yang disarankan dikendalikan dengan pengaturan naungan,
maupun cara kimia dengan insectisida propoksur (poxindo 50 WP).
Ø Kutu hijau (Coccus viridis) atau
kutu coklat (Saesetia coffeae), pengendalian yang disarankan dengan pemeliharaan
dan pemupukan yang berimbang atau cara kimia menggunakan tepung Sividol atau
Karbaril maupun penyemprotan insektisida (Anthio 330n EC).
Ø Penggerek cabang Xylosandrus spp.
yang dikendalikan dengan memotong cabang terserang, pemangkasan, dan membakar
ranting-rantingnya.
Ø Penggerek batang merah Zeuzera
coffeae, disarankan dikendalikan dengan memotong batang terserang maupun cara
kimia dan biologis lainnya.
b.
Penyakit
Menurut Puslitkoka (2006), penyakit
utama pada tanaman kopi adalah :
Ø Karat daun, dikendalikan dengan
menanam tanaman tahan (misal S 795) serta pemangkasan dan pemupukan agar
tanaman cukup kuat dan bugar serta menggunakan cara kimiawi dengan fungisida
kontak (misal Cupravit OB 21, dll.).
Ø Bercak daun, dikendalikan dengan
pemberian naungan yang cukup tapi pertanaman tidak lembab serta cara kimiawi
dengan penyemprotan Bavistin 50 WP, dll.
Ø Jamur upas, dikendalikan dengan
memotong batang sakit dan dibakar potongan-potongan tersebut ataupun dengan
pemberian fungisida Calixin RP, dll.
Ø Busuk buah dan busuk cabang,
dikendalikan dengan memetik buah terserang dan buah tersebut dibakar atau
dipendam ataupun cara kimiawi dengan pemberian fungisida Delsene MX 200 atau
sejenisnya.
Ø Jamur akar coklat, dikendalikan
dengan membongkar akar tanaman yang terserang lalu dibakar dan bekasnya tidak
ditanami lagi minimal 2 tahun.
Ø Penyakit rebah batang, dikendalikan
dengan pengaturan naungan agar cukup sinar matahari ataupun menyemprot
pembibitan dengan Delsene MX 200.
2.5.
Panen
Tanaman kopi yang kita lakukan perawatan
secara benar dan dari jenis bibit varietas unggul,akan panen pertama di usia
3-4 tahun.Semua tergantung dari perawatan,pupuk,serta bibit yang kita
gunakan.dan akan mampu membuahkan hasil buah yang sangat berlimpah ketika
tanaman kopi telah mencapai umur 10 tahun..
Pemanenan buah kopi
dilakukan secara manual dengan cara memetik buah yang telah masak. Ukuran
kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna
hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah masak dan berwarna
merah saat masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh
terlampaui (over ripe).
Kematangan buah
kopi juga dapat dilihat dari kekerasan dan komponen senyawa gula di dalam
daging buah. Buah kopi yang masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir
serta mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya manis.
Sebaliknya daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak
manis karena senyawa gula masih belum terbentuk maksimal. Sedangkan kandungan
lender pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian
senyawa gula dan pektin sudah terurai secara alami akibat
proses respirasi
Tanaman
kopi tidak berbunga serentak dalam setahun, karena itu ada beberapa cara
pemetikan:
1)
Pemetikan
selektif dilakukan terhadap buah masak.
2)
Pemetikan
setengah selektif dilakukan terhadap dompolan buah masak.
3)
Secara
lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat pemetikan.
4) Secara racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap
semua buah kopi yang masih hijau, biasanya pada pemanenan akhir.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Ø Tanaman kopi (Coffea spp.)
bukan tanaman asli Indonesia, melainkan jenis tanaman berasal dari benua
Afrika.
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi
pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun
(1000 SM) yang lalu.
Tanaman kopi dibawa ke pulau Jawa pada tahun 1696, tetapi pada waktu itu masih
dalam taraf percobaan.
Ø Tahapan Budidaya Tanaman Kopi:
1. Pemilihan bibit
2. Persiapan lahan
3. Penanaman pohon penaung
4. Pembuatan lubang tanam
5. Penanaman
Ø Pemeliharaan tanaman kopi:
1. Penyulaman
2. Penyiangan
3. Pemupukan
4. Penyiraman
5. Pemangkasan
6. Pengendalian hama dan penyakit
7. pemanenan
3.2.
Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca terutama pada
dosen mata kuiah ini, agar dapat pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih
baik. Atas kritik dan saranya, penulis ucapkan terima kasih.
Daftar
Pustaka
AAK.1991.Budidaya
Tanaman Kopi. penerbit kanisius :jogjakarta
Notodimejo,soewarno,
dr.ir. 1985. Budidaya Tanaman Kopi Dan Karet. fakultas pertanian
universitas brawijaya : malang
Aak.1980. Budidaya Tanaman Kopi. Yayasan Kanisius,
Yogyakarta.
Pusat
Data dan Statistik Pertanian. 2006. Statistik Perkebunan. Departemen Pertanian.
Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2003. Klon-Klon Unggul Kopi Robusta dan
Beberapa
Pilihan
Komposisi Klon Berdasarkan Kondisi Lingkungan. No Seri 02.022.2-303.
Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008.Kopi Arabika Klon BP 416 A Tahan
Penyakit
Karat
Daun. No Seri 02.006.08.
Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008. Varietas- Varietas Kopi Arabika Yang
Telah
Dilepas
Oleh Menteri Pertanian. No Seri 02.009.08.
Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008. Perbanyakan Klonal Kopi. No Seri
02.004.05.
Puslitkoka.
2006. Pedoman Teknis Tanaman Kopi. 96 hal. Jember.
Internet.
Botani dan syarat Tumbuh.http:// WWW. Google.com.2008
Anonim, 2012. Laporan Serangan OPT
Penting Tanaman Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan.
Dinas
Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar.
Najiati, S. & Danarti. 1990. Kopi: Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Jakarta:
PT Penebar
Swadaya.
Semangun Haryono, PENYAKIT TANAMAN
PERTANIAN di Indonesia, Fak Pertanian Univ.
Gajah
Mada, Yogya
Direktorat Jenderal Perkebunan
Direktorat Bin. Produksi, Buku Kegiatan Teknis Operasional
Budidaya
1 (Jakarta : Direktorat Bina
Produksi Ditjen Perkebunan, 1986).